Hari Pertama Magang Di Humas Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

Hari ini merupakan hari pertama penulis magang di Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kurang lebih penulis datang ke kantor pukul 08:00 WIB yang bertempat di Gedung Balai Wara Komplek Kantor Gubernur Kepatihan Yogyakarta. penulis masuk dan mengucapkan salam, kemudian penulis bertanya kepada salah satu pegawai didekat pintu. “Permisi Bu, Bapak Rachmatnya ada?” kataku kepada salah satu pegawai humas di ruangan itu. Kemudian dijawabnya dengan ramah, “iya mas bapak Rachmat ada di ruangannya, ada perlu apa? Mari saya antar” kemudian penulis menjawab “iya Bu terima kasih, cuman mau memberikan surat izin magang dari dinas komunikasi dan informatika (diskominfo) DIY”.

Sebenarnya penulis cukup familier dengan orang-orang yang ada di ruangan humas itu, karena pada semester empat dulu pernah melakukan outing class atau study tour di Humas Pemda ini.

Setelah diantarkan ke ruangan beliau, kemudian penulis menjabat tangan pak Rachmat sambil memperkenalkan diri. “Selamat pagi pak Rachmat, saya Hasan Mabrur, mahasiswa yang mau melaksanakan magang di Humas Pemda ini.” Bapak Rachmat kemudian mempersilahkan penulis duduk dan menanyakan beberapa hal mengenai diri penulis, mulai dari asal kampus mana, jurusannya apa, dan lain sebagainya. Yang kemudian penulis jelaskan secara gamblang kepada pak rahmat perihal apa yang ditanyakan kepada penulis. dan juga tak lupa penulis sisipkan cerita kalau satu tahun yang lalu penulis pernah melakukan study tour di humas pemda ini.

Pak Rachmat kemudian membicarakan beberapa hal, salah satu pembicaraan tersebut yaitu penulis diterima magang di humas ini, “Ya udah intinya kami menerima mas Hasan magang disini karena mas Hasan sudah memilih tempat magang di humas ini berarti sudah mengerti apa yang harus dikerjakan dan tanpa perlu banyak dijelaskan mengenai pekerjaan humas.”

Setelah cukup ngobrol-ngobrolnya penulis di ajak pak Rachmat untuk berkenalan dengan kepala bidang Humas yang saat itu di pegang oleh Bapak Iswantoro atau lebih akrab dipanggil pak Is.

Di ruangan pak Is penulis diberikan beberapa masukan mengenai tata krama atau rambu-rambu yang harus di perhatikan selama magang di Humas Pemda DIY tersebut. Seperti sebelum mengambil foto bapak Sultan Hameku Buwana X di haruskan untuk hormat terlebih dahulu dengan cara menundukkan kepala. Kemudian juga ketika berjalan agar tidak membelakangi Bapak Sultan dan masih banyak lainnya yang bisa dijelaskan sambil berjalannya selama melaksanakan magang. Pak Is juga menjelaskan bahwasanya kami tidak membeda-bedakan antara mahasiswa magang dan pegawai disini, mahasiswa magang akan diberikan ID Card sama dengan ID Card lainnya, sehingga selama magang harus tetap menjaga nama baik Humas Pemda DIY ini.

Selanjutnya, setelah mengobrol panjang lebar, penulis di ajak berkenalan dengan semua orang yang ada di ruangan Humas tersebut dan ternyata juga ada beberapa mahasiswa magang, dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta satu orang yang kemudian penulis ketahui namanya adalah Lala, kemudian dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ada dua orang yang bernama Linda serta Jessica dan ada juga dari Atmajaya Namanya kuketahui Brigita, atau sering dipanggil tita.
Semuanya terlihat ramah dan asyik, batinku bergumam, “yah mungkin seperti inilah anak-anak humas, asyik, murah senyum, dan ramah.” Kesan pertama udah dibuat senang dengan orang-orang yang ada di Humas ini.

Kemudian penulis diajak kembali ke ruangan pak Rachmat dan ditanya “mas Hasan mau langsung kerja atau mau cari tempat tinggal dulu” begitu kiranya pak Rachmat memberikan pilihan kepadaku, karena sebelumnya penulis bercerita bahwa penulis belum punya tempat tinggal di Jogja. penulis jawab dengan mantap “langsung kerja enggak papa pak. penulis bisa tinggal dimana saja kok he he.” Setelah dijawab ternyata pak rahmat memiliki pemikiran lain dan menyuruhku untuk mencari tempat tinggal dulu di Jogja dan keesokan harinya baru mulai kerja di Humas Pemda ini. penulis juga disarankan oleh pak Rachmat beberapa kos-kosan yang cukup dekat dengan kantor gubernur ini. Dan penulis ucapkan terima kasih atas sarannya walaupun penulis memiliki pemikiran lain untuk menghemat di Yogyakarta ini tanpa biaya kos.

Saya pun berpamitan dan keluar dari kantor Komplek gubernur, sambil keliling di Kawasan Malioboro memikirkan dimana penulis akan tinggal. Setelah penulis pikir akhirnya penulis putuskan untuk sementara tinggal di masjid. Yah selain untuk menghemat biaya masjid bisa menjadi alarm pagi bagiku. penulis pun pergi ke masjid didekat kantor gubernur yang cukup dekat juga dengan Kawasan Malioboro. penulis lirik-lirik masjid ini sangat besar, dan cukup megah terbagi dalam 5 lantai. Saya pun Shalat Ashar magrib dan Isya di masjid ini. Setelah Shalat isya penulis mencari pengurus masjid untuk meminta Izin mau tinggal disini selama kurang lebih dua bulan selama masa magang. Setelah itu penulis mengobrol Panjang lebar dengan pengurus masjid dan didapati informasi. Sebenarnya disini udah banyak mahasiswa yang tinggal di masjid ini dan penulis tidak diizinkan untuk tinggal dua bulan ya karena udah banyaknya mahasiswa dan tidak ada kamar kosong. Namun penulis diberikan izin tinggal disini selama tiga hari. Dan bisa tidur di lantai 4 masjid. Saya pun berterima kasih dan menuju ke lantai 4 untuk istirahat karena sudah cukup capek juga.